Kelas : 3EB22
Tulisan 2
Bahasa Indonesa 2 #
Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan
tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Manfaat Karya Ilmiah
ü
Manfaat penyusunan karya ilmiah
bagi penulis adalah berikut:
ü
Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
ü
Melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
ü
Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan;
ü
Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
ü
Memperoleh
kepuasan intelektual;
ü
Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan;
ü
Sebagai
bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Bagian Pembuka
ü
Cover
ü
Halaman
judul.
ü
Halaman
pengesahan.
ü
Abstraksi
ü
Kata
pengantar.
ü
Daftar
isi.
ü
Ringkasan
isi.
Bagian Isi
Pendahuluan
ü
Latar
belakang masalah.
ü
Perumusan
masalah.
ü
Pembahasan/pembatasan
masalah.
ü
Tujuan
penelitian.
ü
Manfaat
penelitian.
Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
ü
Pembahasan
teori
ü
Kerangka
pemikiran dan argumentasi keilmuan
ü
Pengajuan
hipotesis
Metodologi penelitian
ü
Waktu
dan tempat penelitian.
ü
Metode
dan rancangan penelitian
ü
Populasi
dan sampel.
ü
Instrumen
penelitian.
ü
Pengumpulan
data dan analisis data.
Hasil Penelitian
ü
Jabaran
varibel penelitian.
ü
Hasil
penelitian.
ü
Pengajuan
hipotesis.
ü
Diskusi
penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bagian penunjang
ü
Daftar
pustaka.
ü
Lampiran-
lampiran antara lain instrumen penelitian.
ü
Daftar
Tabel
CONTOH KARYA ILMIAHNYA
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun
sebagai manusia biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik
dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiahmeskipun tersusun
sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan penulis serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah ini.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan penulis serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………..
C. Tujuan………………………………..
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)………….
B. Asas Manfaat………………..
BAB III PEMBAHASAN
A. Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Pada Pendidikan
Formal…
B. KEKAYAAN DAERAH DI INDONESIA………..
C. PENERAPAN ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH….
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari
kesehatan masyarakat, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup
bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia. Dalam penerapannya di masyarakat, sanitasi meliputi
penyediaan air, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kontrol vektor,
pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran
udara. Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya
sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian
penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola
penyakit sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih
direpotkan oleh kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang
seakan tidak ada habisnya.
B. Rumusan Masalah
Kesehatan masyarakat sangatlah penting sebagai
kehidupan saat ini.
- Bagaimana
kondisi sanitasi lingkungan di Indonesia
- Bagaimana
upaya penerapan ilmu Gizi berbasis makanan khas daerah
- Bagaiamana
cara menjaga kesehatan lingkungan ini
- Seperti
apa Upaya yang benar mengantisipasi saat gejala sakit datang
C. Tujuan
Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas daerah
pada jenjang pendidikan formal dapat memutus mata rantai penyebab masalah gizi
dan kesehatan. Masalah-masalah tersebut diantaranya gizi kurang, gizi
buruk, gizi lebih dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kesehatan
Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan
Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “
untuk :
- Perbaikan
sanitasi lingkungan
- Pemberantasan
penyakit-penyakit menular
- Pendidikan
untuk kebersihan perorangan
- Pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan.
- Pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan
Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari
batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas
dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu
kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu
kesehatan masyarakat.
B. Asas Manfaat
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat
dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut :
a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun
tidak menular.
b. Perbaikan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan lingkungan pemukiman
d. Pemberantasan Vektor
e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
g. Pembinaan gizi masyarakat
h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
i. Pengawasan Obat dan Minuman
j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas
Daerah Pada Pendidikan Formal
Selama ini masih banyak paham di lingkungan
masyarakat tentang kesehatan adalah ”sakit”. Ini tergambarkan pada kebiasaan
yang terjadi seperti ingin sehat harus minum obat sementara orang tersebut
tidak sakit. Masih rendahnya pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan
promotif kepada masyarakat, yang didukung oleh upaya penanganan masalah
kesehatan yang sebagian besar tertuju kepada orang sakit, mengakibatkan
terwujudnya kegiatan yang hanya mau menyehatkan orang yang sakit saja, bukan
mempertahankan orang sehat tetap sehat dan lebih produktif. Salah satu upaya
untuk menyehatkan masyarakat dan memasyarakatkan kesehatan adalah meningkatkan
pengetahuan tentang makanan/gizi yang didasarkan pada makanan khas daerah
melalui pendidikan formal di tingkat dasar (tk dan sd), smp, dan sma. Upaya ini
mempunyai dua sisi mata pisau, yaitu 1) memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang guna terciptanya keluarga sadar gizi
(kadarzi) dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dan 2)
melestarikan kekayaan budaya indonesia tentang makanan khas daerah yang
bernilai gizi tinggi.
B. KEKAYAAN DAERAH DI
INDONESIA
Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai
berbagai benda peninggalan atau situs tertentu seperti candi, kuburan,
kitab-kitab, istana. Selain itu, juga ada peninggalan-peninggalan kebiasaan
seperti pada prosesi pernikahan, kelahiran, kematian, panen raya, dll. Lebih
menarik lagi adalah kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan dengan bahan dasar
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan secara lokal dengan proses pengolahan
secara alami. Kondisi seperti itu sering didefinisikan sebagai budaya. Banyak
publikasi tentang budaya daerah-daerah di Indonesia yang terkenal, dan
ada yang terabadikan dengan ungkapan adat bersendikan syara, syara bersendikan
Kitabullah. Sangat disayangkan, sampai hari ini tidak sedikit peninggalan
budaya tersebut yang tidak terlacak lagi. Ada peninggalan budaya yang sudah
diklaim oleh negara tetangga bahwa itu adalah peninggalan budaya bangsa mereka,
seperti jenis lagu daerah dan tarian daerah. Namun masih banyak yang tersisa,
diantaranya adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh nenek moyang kita, yang
disebut dengan ”makanan khas daerah”. Banyak riset yang mengatakan bahwa
mengkonsumsi makanan yang alami dan sehat serta seimbang dengan aktivitas
sehari-hari akan mencegah terjadinya berbagai penyakit baik infeksi maupun
degeneratif. Faham kesehatan seperti ini masih terbatas diketahui oleh
masyarakat yang kadang kala menyatakan bahwa kesehatan hanya identik dengan
sakit.
C. PENERAPAN ILMU GIZI
BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH
Upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
sekarang ini dapat mencakup 4 (empat) hal yaitu kegiatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Empat jenis pelayanan ini dilaksanakan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam mencapai keadaan kesehatan yang
diharapkan, upaya preventif lebih baik daripada upaya kuratif. Upaya reventif
diantaranya melalui pengaturan makanan dan berolahraga yang teratur serta
menjaga kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat. Saat
ini sangat diperlukan pemahaman tentang pengaturan makanan, agar tidak terjadi
lagi kesalahpahaman yang turun temurun, yaitu menganggap makanan yang sehat itu
adalah yang berharga mahal atau berasal dari bahan makanan yang mahal, seperti
beras yang enak, daging, ayam, sayuran import, buah-buahan import, dll. maupun masyarakat itu
sendiri. Masalah-masalah
kekurangan gizi dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll. Adapun
masalah-masalah yang dimaksudkan diantaranya:
- Paham
masyarakat tentang makanan yang baik dan bergizi sangat terbatas yang
berarti keluarga belum sadar gizi.
- Perlindungan
terhadap konsumen dari produk-produk yang merugikan dan berbahaya, masih
sangat rendah dan sering terabaikan
- Menjamurnya
produk-produk makanan yang bermutu rendah dan bahkan merugikan kesehatan.
- Menjamurnya
produk-produk luar negeri yang beredar di Indonesia dan telah dinyatakan
berbahaya untuk kesehatan.
- Banyak
penyakit yang terjadi sebagai akibat dari makanan yang dikonsumsi tidak
memenuhi syarat.
- Adanya
keracunan makanan karena ketidaktahuan masyarakat
- Angka
kematian ibu dan bayi yang masih tinggi yang didasari oleh permasalahan
perdarahan sebagai dampak dari anemia.
- Masalah
Anemia pada wanita usia subur dan ibu hamil yang menyebabkanperdarahan
sebagai pencetus terjadinya kematian.
- Banyaknya
kasus-kasus gizi buruk dan gizi lebih
- Adanya
tradisi-tradisi dalam mengkonsumsi makanan yang perlu dimodifikasi
sehingga makanan yang dikonsumsi memenuhi nilai gizi.
- Masalah
kekurangan yodium.
- Pelestarian
dan pengembangan budaya sebagai sumber daya yang dimiliki Sebagai
ilustrasi dalam penerapannya:
- Pada
saat masih PAUD anak sudah belajar tentang mencuci tangan, membiasakan
makan sayur, membiasakan makan ikan, makan tempe/tahu, makan beraneka
ragam, dll;
- Pada
saat SD anak sudah dapat menghindari makanan yang menggunakan penyedap
buatan, pewarna buatan, memilih makanan yang sehat, dll;
- Pada
saat SMP, anak sudah paham tentang perubahan fisik yang dialaminya terkait
dengan kebutuhan gizi yang lebih banyak; seperti haid untuk wanita,
peningkatan aktivitas untuk pria, dll;
- Pada
saat SMA, anak sudah lebih memahami tentang makanan yang dibutuhkan untuk
ibu hamil, ibu menyusui, balita, untuk kebugaran, dll. Bukankah hal ini
sangat mendukung lebih dini tercapainya upaya pencegahan daripada
pengobatan sehingga dapat menjamin dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal? Bukankah hal ini dapat mencegah lebih dini
terjadinya berbagai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh makanan?
Bukankah hal ini dapat mendukung tercapainya status gizi masyarakat yang
lebih baik? Bukankah hal ini dapat meningkatkan produktivitas masyarakat
sehingga dapat bekerja dengan baik dan tidak sakitsakitan?,
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Sesungguhnya penerapan Ilmu Gizi Berbasis
Makanan Khas Daerah dapat berdampak langsung sekalipun dalam waktu jangka
panjang untuk meningkatkan kualitas Human Development Index (HDI) baik bidang
kesehatan, pendidikan maupun pendapatan. Khusus untuk bidang kesehatan dapat
menurunkan kematian ibu, kematian bayi, memperbaiki status gizi dan
meningkatkan umur harapan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
- Asosiasi
Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2003.Laporan
Rapat Kerja I.
- Harrington,
JM, Gill, FS, 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Alih Bahasa Sudjoko
Kuswadji. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
- Husin,
Ma’rifin, 2003. Peran dan Tanggungjawab Institusi Pendidikan Tinggi
Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Pembangunan Kesehatan Masyarakat- Bangsa.
Konsorsium Ilmu Kesehatan Indonesia
- Rahmat,
Hapsara Habib, 2003. Situasi Kesehatan Global dan Regional serta
Implikasinya terhadap Kurikulum Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Makalah.
Sumber :